
Telah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit TBC yang diselenggarakan oleh Puskemas Kuta II di Kantor Lurah Legian pada Kamis (27/08). Yang menjadi pembicara adalah Dr. Ermy ketua Puskesmas Kuta II dan dihadiri oleh pejabat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut berasal dari Prejuru Desa, Prejuru Banjar, Kepala Lingkungan, LPM, Lurah, dan para kepala sekolah, sekaa teruna, dan masyarakat lainnya.
Materi penyuluhan menjelaskan mengenai sejauh mana berbahayanya dan bagaimana cara penanggulangan terhadap penyakit TBC. Sebenarnya penyakit TB ini sudah ada sejak dulu kala. Sejak puluhan tahun lalu, di Indonesia sudah terjangkit penyakit ini. Kebanyakan yang terkena penyakit TB ini adalah penduduk golongan kelas bawah. Itulah sebabnya penyakit TBC ini sering dikatakan penyakit orang miskin.
Menurut data Badan Dunia WHO bahwa telah terjadi 140.000 orang meninggal diseluruh dunia setiap tahun yang diakibatkan oleh penyakit TBC. Itu berarti bisa 1/3 terjadi di Indonesia. Kebanyakan penduduk Indonesia yang menderita penyakit ini tergolong masyarakat kelas menengah ke bawah, namun tidak tertutup kemungkinan juga orang kaya.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Di Legian telah terjadi 7 kasus TBC dan telah ditangani oleh Puskemas Kuta II secara kontinyu. Di Legian Tengah ada satu orang yang pernah terjangkit, namun sudah sembuh total. Ada beberapa kendala yang dialami oleh pihak puskemas dalam menangani penderita yaitu: kadang-kadang penderita yang berasal dari luar atau penduduk pendatang sangat sulit terdeteksi karena sering berpindah-pindah, penderita malas untuk berobat, dan malu untuk menyebutkan penyakitnya.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Sebenarnya penyakit ini sudah ada obatnya, dan dapat diperoleh secara gratis baik itu di Puskemas, RS, Klinik, dan dokter swasta. Diperlukan 3 s.d. 6 bulan per
awatan dan pemberian obat secara rutin agar penderita bisa benar-benar sembuh, dan perlu ada orang yang bertugas sebagai PMO (pengawas minum obat) bisa dari keluarga sendiri, anak, atau istri penderita. Jika tidak diawasi kadang-kadang karena merasa sudah sembuh penderita malas minum obat, akhirnya kumat lagi penyakitnya.
Biasanya untuk pencegahan penyakit ini, bagi anak yang baru lahir atau balita, telah diberikan vaksin BCG, agar tubuh menjadi kebal terhadap virus TBC ini. Namun kadang-kadang bagi masyarakat miskin karena terbentur faktor ekonomi, jarang yang melakukan vaksinasi ini.
Diimbau bagi masyarakat yang menemukan ada penderita TBC, atau ada salah satu dari keluarga, teman, tetangganya baik itu orang pendatang, orang lokal, agar segera datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Ingat segala biaya dari penanganan penderita TBC ditanggung oleh pemerintah alias GRATIS.
Perlu diketahui bahwa penyebaran penyakit TBC ini adalah melalui pernapasan, bersin, dan udara. Jika kita berbicara dengan orang yang kena penyakit TBC, maka kita sebenarnya sudah menghirup udara dari napas yang dikeluarkan oleh di penderita, sehingga kita akan kena jika kondisi tubuh kita dalam keadaan lemah. Oleh karena itu diharapkan untuk melakukan pencegahan secara dini.
Ciri-ciri dari penyakit TBC ini biasanya terjadi batuk-batuk yang cukup lama tidak sembuh, panas, dan kuluar keringat dingin yang cukup sering, timbul bintik-bintik atau benjolan di ketiak. (insua)