Kamis, 27 Agustus 2009

LEGIAN IBARAT "GULA"

Jika merujuk kepada sebuah perumpamaan kata, ketika dulu semasih sekolah di SD Inpres di Jl. Patimura Legian, saya sering mendengar kata-kata perumpamaan "Dimana Ada Gula, Di sana Ada Semut". Mungkin perumpamaan ini cocok diberikan untuk Desa Legian. Kalau diumpamakan, bahwa Legian itu adalah "gula". Kok gitu... Ya... lah, kan sekarang Legian berkembang sangat pesat, berkat pariwisata yang masuk ke daerah it

Pemandangan Sunset Pantai Legian, dengan para Surfer manca Negara
Pemandangan Sunset Pantai Legian, dengan para Surfer manca Negara

u.

Jika anda pernah ke Legian, dan bandingkan misalnya anda punya teman yang dulu lahir di Legian sekitar tahun 1930-an, dengan situasi sekarang, maka tidak bisa dipungkiri itu adalah akibat dari pengaruh pariwisata.

Dengan perkembangan seperti itu dapat dikatakan Legian berkembang dengan sangat pesat. Saya waktu masih sekolah di SD Inpres yang sekarang bernama SD 2 Legian, jalan menuju sekolah saya sekitar tahun 1979, sangat sempit dan penuh dengan semak belukar di kanan kirinya. Dalam rentang waktu tersebut sampai sekarang sudah memasuki tahun 2009, sudah sangat jauh beda. Tempat yang dulunya semak belukar, sekarang berubah menjadi pertokoan, hotel, restoran, dan penginapan. Tak ada sejengkal tanah yang terbuah percuma.

Dengan masuknya pariwisata ke Legian, maka orang dari luar Bali (Jawa, Lombok, Sumatra, dan ll.) banyak yang datang ke Legian, untuk mencari pekerjaan, dan bahkan banyak yang sudah punya bisnis besar di Legian.

Legian seakan-akan diserbu oleh semut-semut bagaikan gula.

SISTEM PEMERINTAHAN

Legian merupakan satu wilayah yang terdiri dari 3 (tiga) wilayah Lingkungan yang masing-masing merupakan satu kesatuan yang bernaung di bawah pemerintah kelurahan yaitu Kelurahan Legian. Sebelum dimekarkan pada tahun 1997, Legian merupakan bagian dari pemerintah Kelurahan Kuta. Sejak tahun 1998, ada pemekaran wilayan sesuai dengan peraturan pemerintah daerah, maka Legian menjadi Kelurahan tersendiri. Legian juga merupakan satu wilayah adat yaitu Desa Adat Legian, yang terdiri dari 3 (tiga) Banjar Adat.

Peta Wilayah Kelurahan Legian, tahun 2008
Peta Wilayah Kelurahan Legian, tahun 2008

Kembali kemasalah sistem pemerintahan, Legian memakai sistem pemerintah Kelurahan yang dipimpin oleh seorang Lurah. Sejak dimekarkan Kelurahan Legian samapai saat ini baru mengalami satu kali pergantian lurah. Lurah pertama yang memimpin Legian adalah I Nyoman Widana yang berasal dari Legian. Kemudian pada tahun 2005 lurah lama telah pensiun dan diganti oleh Kompiang Gde Wibawa, S.Sos, M.Si, yang berasal dari Denpasar.

Adapun pembagian wilayah Kelurahan Legian yaitu terdiri dari Lingkungan Legian Kaja, Lingkungan Legian Tengah, dan Lingkungan Legian Kelod.

Dari KUTA ke LEGIAN

Mungkin banyak orang yang salah kaprah terhadap keberadaan "Jalan Legian", jalan yang menghubungkan Desa Kuta dengan Desa Legian. Orang sering mengira kalau Jalan Legian yang memanjang dari Kuta sampai di Legian itu adalah teritorial Legian.
Jalan Legian itu ada sejarahnya. Dulu sekitar tahun 1970-an, hanya ada satu jalan setapak yang dipergunakan oleh penduduk atau warga yang tinggal di Kuta menuju ke Legian. Dari perempatan (titik nol nya Kuta) ada sebuah

Legian Jaman Dulu
Legian Jaman Dulu

bangunan suci/tugu yang lebih dikenal dengan "Bemo Corner", adalah pangkalnya jalan legian yang berakhir di perempatan/perbatasan Legian dengan Seminyak atau lebih dikenal dengan perempatan double six. Jalan inilah oleh masyarakat Kuta sering disebut Jalan ke Legian. Akhirnya lama kelamaan jalan ini dikenal dengan sebutan Jalan Legian dan dipakai sampai sekarang.
Berbicara tentang jalan legian, sebenarnya banyak hal atau peristiwa yang bisa dikaitkan dengan jalan ini. Seperti misalnya peristiwa Bom Bali I, 12 Oktobr 2002, ini kejadiannya di wilayah Br. Pengabetan Kuta. Tapi orang mengira kejadiannya di Legian, karena nama jalanya jalan legian. Banyak orang yang sering keliru. Namun itulah faktanya, bahwa jalan itu punya sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Maka dari itulah warga/masyarakat Kuta, tidak mau merubah nama jalan tersebut dari Jalan Legian menjadi nama lainnya. Memang ada wacana yang sempat berkembang, ada keinginnan dari beberapa orang untuk mengganti dengan nama yang lain, untuk menghindari adanya kesalah kaprahan ini, namun sampai sekarang hal itu tidak terjadi.

PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT TBC


Telah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit TBC yang diselenggarakan oleh Puskemas Kuta II di Kantor Lurah Legian pada Kamis (27/08). Yang menjadi pembicara adalah Dr. Ermy ketua Puskesmas Kuta II dan dihadiri oleh pejabat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Peserta yang mengikuti penyuluhan tersebut berasal dari Prejuru Desa, Prejuru Banjar, Kepala Lingkungan, LPM, Lurah, dan para kepala sekolah, sekaa teruna, dan masyarakat lainnya.

Materi penyuluhan menjelaskan mengenai sejauh mana berbahayanya dan bagaimana cara penanggulangan terhadap penyakit TBC. Sebenarnya penyakit TB ini sudah ada sejak dulu kala. Sejak puluhan tahun lalu, di Indonesia sudah terjangkit penyakit ini. Kebanyakan yang terkena penyakit TB ini adalah penduduk golongan kelas bawah. Itulah sebabnya penyakit TBC ini sering dikatakan penyakit orang miskin.

Menurut data Badan Dunia WHO bahwa telah terjadi 140.000 orang meninggal diseluruh dunia setiap tahun yang diakibatkan oleh penyakit TBC. Itu berarti bisa 1/3 terjadi di Indonesia. Kebanyakan penduduk Indonesia yang menderita penyakit ini tergolong masyarakat kelas menengah ke bawah, namun tidak tertutup kemungkinan juga orang kaya.

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Di Legian telah terjadi 7 kasus TBC dan telah ditangani oleh Puskemas Kuta II secara kontinyu. Di Legian Tengah ada satu orang yang pernah terjangkit, namun sudah sembuh total. Ada beberapa kendala yang dialami oleh pihak puskemas dalam menangani penderita yaitu: kadang-kadang penderita yang berasal dari luar atau penduduk pendatang sangat sulit terdeteksi karena sering berpindah-pindah, penderita malas untuk berobat, dan malu untuk menyebutkan penyakitnya.

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Sebenarnya penyakit ini sudah ada obatnya, dan dapat diperoleh secara gratis baik itu di Puskemas, RS, Klinik, dan dokter swasta. Diperlukan 3 s.d. 6 bulan perawatan dan pemberian obat secara rutin agar penderita bisa benar-benar sembuh, dan perlu ada orang yang bertugas sebagai PMO (pengawas minum obat) bisa dari keluarga sendiri, anak, atau istri penderita. Jika tidak diawasi kadang-kadang karena merasa sudah sembuh penderita malas minum obat, akhirnya kumat lagi penyakitnya.

Biasanya untuk pencegahan penyakit ini, bagi anak yang baru lahir atau balita, telah diberikan vaksin BCG, agar tubuh menjadi kebal terhadap virus TBC ini. Namun kadang-kadang bagi masyarakat miskin karena terbentur faktor ekonomi, jarang yang melakukan vaksinasi ini.

Diimbau bagi masyarakat yang menemukan ada penderita TBC, atau ada salah satu dari keluarga, teman, tetangganya baik itu orang pendatang, orang lokal, agar segera datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan. Ingat segala biaya dari penanganan penderita TBC ditanggung oleh pemerintah alias GRATIS.

Perlu diketahui bahwa penyebaran penyakit TBC ini adalah melalui pernapasan, bersin, dan udara. Jika kita berbicara dengan orang yang kena penyakit TBC, maka kita sebenarnya sudah menghirup udara dari napas yang dikeluarkan oleh di penderita, sehingga kita akan kena jika kondisi tubuh kita dalam keadaan lemah. Oleh karena itu diharapkan untuk melakukan pencegahan secara dini.

Ciri-ciri dari penyakit TBC ini biasanya terjadi batuk-batuk yang cukup lama tidak sembuh, panas, dan kuluar keringat dingin yang cukup sering, timbul bintik-bintik atau benjolan di ketiak. (insua)

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

Persentase penduduk buta aksara dan agka latin yang berumur 8-60 tahun untuk tahun 2002 dan 2003 adalah 0% dari jumlah penduduk yang berumur 8-60 tahun 2002 sebanyak 2.763 orang dan 2.925 orang pada tahun 2003. Hal tersebut terjadi karena pada tahun-tahun sebelumnya telah dilaksanakan program pemberantasan buta aksara dan buta angka latin di Kelurahan Legian.

Persentase penduduk tamat SD untuk tahun 2002 sebanyak 1,27% dari jumlah penduduk 3.304 jiwa, dengan tamat SD sebanyak 42 orang. Pada tahun 2003 persentase penduduk tamat SD menjadi 1,35% dari jumlah penduduk 3.335 orang dengan tamat SD sebanyak 45 orang. Dengan demikian persentase perkembangan sebesar 0.08%.

Persentase penduduk tamat SLTP pada tahun 2002 sebesar 1,78% dari jumlah penduduk 3.304 orang dengan tamat SLTP sebanyak 59 orang. Pada tahun 2003 persentase penduduk tamatan SLTP menjadi 1,98% dari jumlah penduduk 3.335 orang dengan tamat SLTP sebanyak 66 orang. Dengan demikian persentase perkembangan sebesar 0,20%.

Persentase penduduk tamat SLTA pada tahun 2002 sebesar 2,08% dari jumlah penduduk 3.304 orang dengan tamat SLTA sebanyak 69 orang. Pada tahun 2003 persentase penduduk tamatan SLTA Meningkat menjadi 2,13% dari jumlah penduduk 3.335 orang dengan tamat SLTA sebanyak 71 orang. Dengan demikian persentase meningkat sebesar 0,05%.

Persentase penduduk tamat Diploma di Kelurahan Legian pada tahun 2002 sebesar 0,27% dari penduduk sebanyak 3.304 orang dengan tamatan Diploma 9 orang. Pada tahun 2003 persentase penduduk tamat Diploma adalah sebanyak 0,15% dari jumlah penduduk 3.335 orang dengan tamatan Diploma 5 orang. Berarti pesentase menurun sebesar - 0,12%.

Persentase penduduk tamat Perguruan Tinggi (S1, S2, S3) di Kelurahan Legian untuk tahun 2002 sebesar 0,24% dari penduduk sebanyak 3.304 orang dengan tamatan perguruan tinggi 8 orang. Sedangkan pada tahun 2003 persentase penduduk tamat Perguruan Tinggi adalah sebanyak 0,39% dari jumlah penduduk 3.335 orang dengan tamatan Perguruan Tinggi 13 orang. Dengan demikian persentase mengalami kenaikan sebesar 0,15%.

Persentase penduduk remaja yang putus sekolah di Kelurahan Legian pada tahun 2002 sebesar 0% jumlah remaja (umur 14 s/d 20 Th) seluruhnya sebanyak 470 orang. Pada tahun 2003 persentase remaja putus sekolah sebanyak 0% dari jumlah remaja 337 orang. Dengan demikian persentase penduduk putus sekolah di kelurahan Legian tidak ada atau 0%.

Persentase rasio guru SD dengan jumlah murid SD di Kelurahan Legian pada tahun 2002 sebesar 4,06% dari jumlah murid SD sebanyak 911 orang dengan jumlah Guru SD 37 orang. Pada tahun 2003 persentase rasio guru 4,09% dengan murid SD 905 dengan 37 guru SD. persentase naik sebesar 0,03%.

Prosentase Kondisi fisik bangunan sekolah dan lingkungan di Kelurahan Legian untuk tahun 2002 adalah sebesar 92,86 % dengan jumlah bangunan layak pakai sebanyak 13 dari jumlah bangunan seluruhnya sebanyak 14 sedangkan tahun 2003. prosentasenya sebesar 93,33% dari jumlah bangunan layak pakai 14 buah sedangkan jumlah bangunan seluruh bangunan sekolah sebanyak 15 buah. Dengan demikian persentase naik sebesar 0,47%.

Pendidikan Non Formal

Jumlah kelompok belajar (Kejar Paket A dan B) di Kelurahan Legian pada tahun 2002 dan 2003 tidak ada dengan pertimbangan bahwa penduduk di Kelurahan Legian sudah bebas buta aksara dan angka latin

Adapun pendidikan non formal yang berkembang di Kelurahan Legian adalah kelompok belajar atau kursus Bahasa Inggris, kursus Tari, Kursus Komputer serta kursus keterampilan lainnya.